Kelas : 4EB13
Anggota Kelompok :
- Ika Retno Widyati (28210886)
- Lonella Dwita (24210062)
- Melania Isny Wijayanti (25210333)
- Puji Rahmawati (25210411)
- Putri Julaiha (25210451)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT MUSTIKA RATU, TBK.
PERIODE 31 DESEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1.1 Awal
berdirinya PT. Mustika Ratu
PT Mustika Ratu berdiri pada
tahun 1975 yang digagas oleh Ibu BRA. Mooryati Soedibyo yang membuka usaha
rumah tangga. Tahun 1978 PT Mustika Ratu mulai menjalankan usahanya secara
komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta,
Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Hingga pada tahun 1980-an PT Mustika
Ratu mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional. Pada
tanggal 8 April 1981 PT Mustika Ratu resmi di operasikan dalam rangka
memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai perusahaan
Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di Indonesia. PT Mustika
Ratu berdomisili di Jalan Gatot Subroto Kav. 74 – 75, Jakarta Selatan dan
pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas Jakarta Timur.
PT Mustika Ratu mulai menerapkan
standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001
tentang Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1996. Ruang lingkup
kegiatan PT Mustika Ratu meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu
dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang
berkaitan. Berawal dari usaha rumah tangga, kini telah tumbuh menjadi
perusahaan consumer products yang besar, dimana produknya menempati posisi
puncak di pasar domestik dan diterima baik di pasar luar negeri, seperti
Malaysia dan Singapura, menyusul Brunei.
1.1.2 Produk-produk
Mustika Ratu
Produk-produk Mustika Ratu mencakup
jamu, kosmetik tradisional, dan minuman sehat yang dibuat dari bahan-bahan
alami, diramu sesuai resep leluhur, pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat, yang
diwariskan turun menurun. Namun kini produk-produk ini dibuat dengan
menggunakan teknik dan mesin modern yang memenuhi standar ketat kualitas dan
keamanan.
Brand-brand di bawah PT Mustika Ratu ada
tujuh buah, yaitu Mustika Ratu, Mustika Puteri, Bask For Men, Biocell, Ratu
Mas, Moors dan Taman Sari Royal Heritage Spa.
Produk-produk
Mustika Ratu mencakup:
- Uric Tea, yaitu teh kesehatan yang mengatasi masalah asam urat dengan cara menurunkan kadar asam urat tersebut.
- Jamu ramuan herbal tradisional.
- Amuspa dan Buketan sebagai produk perawatan pribadi dan kosmetik.
Beberapa brand lain
yang merupakan anak dari PT Mustika Ratu adalah Mustika Puteri yang lebih
ditujukan untuk remaja puteri, Bask For Men merupakan produk perawatan tubuh
khusus pria, Biocell lebih bersifat pada perawatan untuk mencegah penuaan, Ratu
Mas yang berupa produk untuk luluran, Moors merupakan jajaran produk make
up profesional, dan Taman Sari Royal Heritage Spa adalah tempat
perawatan kecantikan berupa spa.
Jajaran produk Mustika Puteri yang
merupakan versi remaja dari Mustika Ratu adalah Acne Line, Basic Makeup,
Fashionista, Decorative, Whitening Series, Cologne, Deodorant dan Supplement.
Sementara itu, untuk Bast For Men jajaran produknya lebih sedikit, yaitu Splash
Cologne, Deo Spray Cologne, Deodorant Roll-On, dan Jack-Met Odor Eliminator.
Brand Mustika Ratu lain yang
cukup terkenal adalah Biocell dan Ratu Mas. Jika Biocell lebih fokus pada
produk perawatan penuaan, jajaran produknya terdiri dari tiga kategori.
Kategori tersebut antara lain Sun Flower untuk mencegah penuaan dini di usia
lebih dari 25 tahun, Algae untuk mencegah penuaan di usia 40 tahun, dan Basic
Make Up. Ratu Mas sendiri adalah produk untuk luluran.
1.2
LATAR BELAKANG ANALISIS
Pada dasarnya yang melatarbelakangi
pembuatan analisis laporan keuangan PT Mustika Ratu Tbk yaitu ingin
mengetahui kualitas kinerja perusahaan tersebut. Sehingga kita dapat dengan
jelas mengetahui arus kas, persediaan, ataupun laba/rugi yang terjadi di PT
Mustika Ratu Tbk pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya
analisis laporan keuangan tersebut kita dapat
menilai profitabilitas (kemampuan menghasilkan keuntungan),
solvabilitas (kemampuan memenuhi seluruh kewajibanya), likuiditas
(kemampuan memenuhi kewajiban lancarnya), ataupun stabilitas (kemampuan
mempertahankan usahanya) pada PT Mustika Ratu Tbk.
Dengan adanya analisis laporan
keuangan yang jelas dan nyata pada PT Mustika Ratu Tbk, maka kita dapat menilai
apakah keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat berdampak positif atau
negatif pada perusahaan tersebut. Kita juga dapat mengetahui apakah perusahaan
tersebut mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, atau justru banyak
mengalami kemunduran.
1.3
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1.3.1
Rumusan Masalah
Laporan keuangan sangat penting bagi
berbagai pihak yang berhubungan dengan sebuah perusahaan, karena dengan laporan
tersebut dapat diketahui bagai mana kondisi keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu pada penulisan makalah ini penulis ingin merumuskan permasalahan
yaitu bagaimana kinerja keuangan PT Mustika Ratu, Tbk. tahun 2012 dengan
menganalisis laporan keuangannya.
1.3.2
Batasan Masalah
Agar lebih fokus dalam penulisan ini
penulis hanya membatasi masalah yang berkaitan dengan laporan keuangan dengan
rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, aktivitas, dan rasio pasar
berdasarkan data laporan keuangan PT Mustika Ratu, Tbk. tahun 2012.
1.4 TUJUAN
PENULISAN
Dalam penulisan ini penulis
bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT Mustika Ratu, Tbk. tahun 2012
dilihat dari tingkat likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, aktivitas, dan
rasio pasar berdasarkan data dari laporan keuangan PT Mustika Ratu, Tbk. tahun
2012.
BAB II
PEMBAHASAN
- Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 2010).
a. Current Ratio
Current
Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Current Ratio = Aktiva
Lancar / Hutang Lancar
= 352.880.309.210 / 58.646.329.121
= 6,017 = 601,7%
Analisis: Hasil perhitungan Current
Ratio sebesar 601,7% yang berarti bahwa setiap Rp 1hutang lancar dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp 6,017.
b. Cash Ratio
Cash
ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
pendek dengan kas dan surat berharga yang
dapat segera diuangkan.
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar
= 59.560.929.387 / 58.646.329.121
= 1,016 =101,6%
Analisis: Hasil perhitungan Cash
ratio sebesar 101,6% yang berarti bahwasetiap Rp 1 hutang
lancar dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp 1,016.
c. Quick Ratio (Acid
Test Ratio)
Quick
Ratio menunjukkan besarnya alat
likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang
lancar.
Quick
Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar
= 59.560.929.387 + 207.371.532.634 /
58.646.329.121
= 4,552 = 455,2%
Analisis: Hasil perhitungan Quick
ratio sebesar 455,2% yang berarti bahwasetiap Rp 1 hutang
lancar dijamin oleh quick assetssebesar Rp 4,552.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio
solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya
apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995). Rasio ini disebut juga Ratio
Leverage.
a. Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan
antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Total Debt
to Equity Ratio = Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham
= 69.586.067.037 / 385.874.711.173
= 0,18 = 18%
Analisis: Hasil perhitungan Total
Debt to Equity Ratio sebesar 18% yang berarti bahwa 18% dari setiap rupiah
modal sendiri menjadi jaminan utang.
b. Total Debt to
Asset Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan
antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva
diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai dengan hutang.
Total
Debt to Asset Ratio
= Total Hutang / Total Aktiva
= 69.586.067.037 / 455.472.778.210
= 0,153 = 15,3%
Analisis: Hasil perhitungan Total
Debt to Asset Ratio sebesar 15,3% yang berarti bahwasetiap Rp 1
aktiva dijamin oleh hutangsebesar Rp 0,153.
c. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan bagian setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Long Term
Debt To Equity Ratio
= Hutang Jangka Panjang / Ekuitas Pemegang Saham
= 10.939.737.916 / 385.874.711.173
= 0,028 = 2,8%
Analisis: Hasil perhitungan Long
Term Debt To Equity Ratio sebesar 2,8% yang berarti bahwa2,8% dari setiap
rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas
menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997). Rasio ini disebut juga sebagai
Rasio Profitabilitas.
a. Gross Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan
antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat
penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah
penjualan.
GPM = Laba Kotor / Penjualan Bersih
= 257.107.948.366 / 458.197.338.824
= 0,561 = 56,1%
Analisis: Hasil perhitungan Gross
Profit Margin sebesar 56,1% yang berarti bahwasetiap Rp 1
penjualan menghasilkan laba kotorsebesar Rp 0,561.
b. Net Profit Margin
Net Profit
Margin merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
NPM = Laba bersih setelah pajak /
Penjualan Bersih
= 30.751.407.882 / 458.197.338.824
= 0,067 = 6,7%
Analisis: Hasil perhitungan Net
Profit Margin sebesar 6,7% yang berarti bahwasetiap Rp 1
penjualan menghasilkan laba bersihsebesar Rp 0,561.
c. Return On Asset (ROA)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. Rasio ini mengukur
tingkat kembalian investasi yg telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.
ROA = Laba bersih setelah pajak /
Total Aktiva
= 30.751.407.882 / 455.472.778.210
= 0,068 = 6,8%
Analisis: Hasil perhitungan ROA
sebesar 6,8% yang berarti bahwa setiap Rp 1 aktiva menghasilkan laba bersih
sebesar Rp 0,068.
d. Return On Equity (ROE)
ROE adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
ROE = Laba bersih setelah pajak /
Total Ekuitas
= 30.751.407.882 / 385.886.711.173
= 0,08 = 8%
Analisis: Hasil perhitungan ROE
sebesar 8% yang berarti bahwa setiap Rp 1 ekuitas menghasilkan laba bersih
sebesar Rp 0,08.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini sering disebut juga rasio perputaran atau turnover.
a. Rasio Perputaran Piutang Usaha (Receivable
Turnover)
Rasio ini untuk mengukur sampai
seberapa cepat perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya. Semakin cepat berarti
semakin sedikit jumlah dana yang perlu di tanamkan pada piutang.
Receivable
Turnover = Penjualan
/ Piutang Usaha
= 458.197.338.824 / 202.886.352.100
= 2,258
Analisis: Hasil perhitungan Receivable
Turnover sebesar 2,258 yang berarti bahwanilai penjualan adalah 2,258 kali
dari nilai piutang.
b. Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed
Asset Turnover)
Perputaran aktiva tetap untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan aktiva tetap perusahaan mempengaruhi
penjualan. Apabila perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama sedangkan
aktiva tetap yang digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.
Rasio akan segera menurun bila tidak diikuti naiknya penjualan yang
proporsional.
Fixed
Asset Turnover = Penjualan
/ Aktiva Tetap
= 458.197.338.824 / 79.716.536.484
= 5,748
Analisis: Hasil perhitungan Fixed
Asset Turnover sebesar 5,748 yang berarti bahwaperusahaan mampu mendapatkan
penjualan yang nilainya 5,748 kali nilai aktiva tetapnya.
c. Rasio perputaran total aktiva (Total
Asset Turnover)
Rasio ini menunjukkan efektifitas
penggunaan aktiva operasi perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila
perusahaan menghasilkan penjualan yang sama dengan aset lebih sedikit berarti
perusahaan tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang
lebih rendah. Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya, semakin
sedikit aset yang diperlukan.
Total Asset Turnover = Penjualan / Total
Aktiva
= 458.197.338.824 / 455.472.778.210
= 1,006
Analisis: Hasil perhitungan Total
Asset Turnover sebesar 1,006 yang berarti bahwaperusahaan mampu mendapatkan
penjualan yang nilainya 1,006 kali dari keseluruhan nilai aktivanya.
d. Rasio perputaran modal kerja
bersih (Net Working Capital Turnover)
Modal kerja bersih adalah selisih
aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini untuk menunjukan bahwa semakin
baik perusahaan mendapatkan kepercayaan dalam memperoleh kredit jangka pendek,
semakin sedikit dana yang perlu disediakan sendiri.
Net
Working Capital Turnover
= Penjualan / Modal Kerja
= 458.197.338.824 / 294.233.980.189
= 1,557
Analisis: Hasil perhitungan Net
Working Capital Turnover sebesar 1,557 yang berarti bahwanilai penjualan
yang diperoleh adalah 1,557 kali modal kerjanya.
5. Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio pasar merupakan rasio yang
menghubungkan harga saham dengan laba dan dengan nilai buku per saham.
a. Earning Per Share (EPS)
Earning
per share (EPS) menunjukan kemampuan entitas
dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih entitas kepada
pemegang saham.
EPS = Laba bersih setelah pajak /
Jumlah saham biasa yang beredar
= 30.751.407.882 / 428.000.000
= 71,849
Analisis: Hasil perhitungan EPS
sebesar Rp 71,849 yang berarti bahwa setiap pemegang satu lembar saham biasa
berhak atas laba perusahaan saat ini sebesar Rp 71,849.
b. Price/earning ratio (PER)
Price/earning
ratio (P/E ratio) atau disingkat
PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan earning per
share (EPS).
PER = Harga pasar saham biasa / EPS
= 590 / 71,849
= 8,21 kali
Analisis: Hasil perhitungan PER
sebesar 8,21 kali yang berarti bahwa saham biasa dapat dijual dengan harga 8,21
kali EPS-nya (8,21 x Rp 71,849).
c. Market to Book Value (MBV)
Ratio
Market to
Book Value (MBV) Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi
dengan jumlah saham yang beredar.
Nilai Buku per Lembar Saham:
Book Value
per Share = Total Ekuitas / Jumlah saham
biasa yang beredar
= 385.886.711.173 / 428.000.000
= 901,604
Market to
Book Value (MBV) Ratio:
MBV = Harga pasar saham biasa /
Nilai buku per lembar saham
= 590 / 901,604
= 0,654 kali
Analisis: Hasil perhitungan MBV
sebesar 0,654 kali yang berarti bahwa investor bersedia membayar saham biasa
sebesar 0,654 kali nilai bukunya (0,654 x Rp 901,604).
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis untuk
penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan pada PT Mustika
Ratu Tbk, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
- Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas meliputi current
ratio, cash ratio, dan quick ratio (acid test ratio).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio likuiditas dapat dikatakan likuid
karena perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
besar yang dimiliki perusahaan.
- Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas meliputi total
debt to equity ratio, total debt to asset ratio, dan long term
debt to equity ratio. Berdasarkan hasil analisis rasio solvabilitas dapat
dikatakan solvable karena komposisi total aktiva dan total modal lebih
besar daripada total kewajiban, sehingga perusahaan mampu membiayai kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya.
- Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas meliputi gross
profit margin, net profit margin, return on asset, dan return
on equity. PT Mustika Ratu secara garis besar memiliki nilai rentabilitas
yang baik karena perusahaan selalu menghasilkan laba dari kegiatan penjualan
dan sumber-sumber yang ada seperti aktiva dan modal.
- Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas meliputi receivable
turnover, fixed asset turnover, total asset turnover, dan net
working capital turnover. Berdasarkan hasil analisis rasio aktivitas PT
Mustika Ratu dapat dikatakan cukup efektif dalam menggunakan aktiva untuk
menghasilkan penjualan.
- Rasio Pasar
Rasio pasar meliputi earning per
share, price earning ratio, dan market to book value ratio.
PT Mustika Ratu secara garis besar memiliki nilai pasar yang baik, artinya
menunjukkan perusahaan semakin dipercaya dan nilai perusahaan menjadi lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://accountingub2012.blogspot.com/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada tanggal 6 Mei 2014.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan
Keuangan.Edisi Keempat. Jakarta: Liberty.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN MANDOM CORPORATION TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Gambaran Umum Perusahaan
Mandom Corporation adalah sebuah
perusahaan yang berbasis di Jepang terutama terlibat dalam pembuatan dan
penjualan kosmetik. Mandom Corporationdidirikan pada tahun 1927 dengan nama
Kintsuru Parfum Corporation dan merupakan produsen dan distributor perawatan
rambut, perawatan kulit, parfum, dan deodoran. Perusahaan berubah nama menjadi
Mandom Corporation pada tahun 1971 dan kini berbasis di Osaka, Jepang.
Produknya mencakup produk gaya rambut, pewarnaan rambut produk, produk
perawatan rambut, produk perawatan kulit, produk perawatan tubuh, produk
perawatan kaki, dan lain-lain. Mandom Corporation menawarkan produk di
bawah nama merek Gatsby, GB, Lucido, Tancho, Lucido-L, BabyVeil, Treatia,
Barrier Repair, dan lain-lain. Perusahaan ini juga terlibat dalam penyediaan
agen asuransi dan layanan pengelolaan gedung melalui anak perusahaannya.
Perusahaan beroperasi terutama di Jepang, Indonesia, dan negara-negara lain di
Asia Tenggara.
1.2
Latar Belakang Analisis
Pada dasarnya yang melatarbelakangi
pembuatan analisis laporan keuangan Mandom Corporation yaitu ingin
mengetahui kualitas kinerja perusahaan tersebut sehingga kita dapat dengan
jelas mengetahui arus kas, persediaan, ataupun laba/rugi yang terjadi di Mandom
Corporation pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya analisis
laporan keuangan tersebut kita dapat
menilai profitabilitas (kemampuan menghasilkan keuntungan),
solvabilitas (kemampuan memenuhi seluruh kewajibanya), likuiditas
(kemampuan memenuhi kewajiban lancarnya), ataupun stabilitas (kemampuan
mempertahankan usahanya) pada Mandom Corporation.
Dengan adanya analisis laporan
keuangan yang jelas dan nyata pada Mandom Corporation maka kita dapat
menilai apakah keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat berdampak
positif atau negatif pada perusahaan tersebut. Kita juga dapat mengetahui
apakah perusahaan tersebut mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, atau
justru banyak mengalami kemunduran.
1.3
Rumusan Masalah
Laporan keuangan sangat penting bagi
berbagai pihak yang berhubungan dengan sebuah perusahaan, karena dengan laporan
tersebut dapat diketahui bagai mana kondisi keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu pada penulisan makalah ini penulis ingin merumuskan permasalahan
yaitu bagaimana kinerja keuangan Mandom Corporation tahun 2012 dengan
menganalisis laporan keuangannya.
1.4 Tujuan
Penulisan
Dalam penulisan ini penulis
bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Mandom Corporation tahun
2012 dilihat dari tingkat likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, aktivitas,
dan rasio pasar berdasarkan data dari laporan keuangan Mandom Corporation
tahun 2012.
BAB II
PEMBAHASAN
- Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 2010).
a. Current Ratio
Current
Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Current
Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
= 36.544.000.000 / 6.439.000.000
= 5,675 = 567,5%
Analisis: Hasil perhitungan Current
Ratio sebesar 567,5% yang berarti bahwasetiap ¥ 1hutang lancar dijamin oleh
aktiva lancar sebesar ¥ 5,675.
b. Cash Ratio
Cash
ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
pendek dengan kas dan surat berharga yang
dapat segera diuangkan.
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar
= 9.793.000.000 / 6.439.000.000
= 1,521 =152,1%
Analisis: Hasil perhitungan Cash
ratio sebesar 152,1% yang berarti bahwasetiap ¥ 1 hutang
lancar dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp 1,521.
c. Quick Ratio (Acid Test
Ratio)
Quick
Ratio menunjukkan besarnya alat
likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang
lancar.
Quick
Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar
= 9.793.000.000 + 7.243.000.000 /
6.439.000.000
= 2,646 = 264,6%
Analisis: Hasil perhitungan Quick
ratio sebesar 264,6% yang berarti bahwasetiap ¥ 1 hutang
lancar dijamin oleh quick assets sebesar ¥ 2,646.
- Rasio Solvabilitas
Rasio
solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya
apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995). Rasio ini disebut juga Ratio
Leverage.
a. Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan
antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Total Debt
to Equity Ratio = Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham
= 8.518.000.000 / 47.083.000.000
= 0,181 = 18,1%
Analisis: Hasil perhitungan Total
Debt to Equity Ratio sebesar 18,1% yang berarti bahwa18,1% dari setiap yen
modal sendiri menjadi jaminan utang.
b. Total Debt to Asset
Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan
antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva
diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai dengan hutang.
Total
Debt to Asset Ratio
= Total Hutang / Total Aktiva
= 8.518.000.000 / 55.601.000.000
= 0,153 = 15,3%
Analisis: Hasil perhitungan Total
Debt to Asset Ratio sebesar 15,3% yang berarti bahwasetiap ¥ 1
aktiva dijamin oleh hutangsebesar ¥ 0,153.
c. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan bagian setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Long Term
Debt To Equity Ratio
= Hutang Jangka Panjang / Ekuitas Pemegang Saham
= 2.079.000.000 / 47.083.000.000
= 0,044 = 4,4%
Analisis: Hasil perhitungan Long
Term Debt To Equity Ratio sebesar 4,4% yang berarti bahwa4,4% dari setiap
yen modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
- Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas
menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997). Rasio ini disebut juga
sebagai Rasio Profitabilitas.
a. Gross Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan
antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat
penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah
penjualan.
GPM = Laba Kotor / Penjualan Bersih
= 32.392.000.000 / 59.802.000.000
= 0,542 = 54,2%
Analisis: Hasil perhitungan Gross
Profit Margin sebesar 54,2% yang berarti bahwasetiap ¥ 1
penjualan menghasilkan laba kotorsebesar ¥ 0,542.
b. Net Profit Margin
Net Profit
Margin merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
NPM = Laba bersih setelah pajak /
Penjualan Bersih
= 3.764.000.000 / 59.802.000.000
= 0,063 = 6,3%
Analisis: Hasil perhitungan Net
Profit Margin sebesar 6,3% yang berarti bahwasetiap Rp 1
penjualan menghasilkan laba bersihsebesar Rp 0,063.
c. Return On Asset (ROA)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. Rasio ini mengukur
tingkat kembalian investasi yg telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.
NPM = Laba bersih setelah pajak /
Penjualan Bersih
= 3.764.000.000 / 59.802.000.000
= 0,068 = 6,8%
Analisis: Hasil perhitungan ROA
sebesar 6,8% yang berarti bahwa setiap ¥ 1 aktiva menghasilkan laba bersih
sebesar ¥ 0,068.
d. Return On Equity (ROE)
ROE adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
ROE = Laba bersih setelah pajak /
Total Ekuitas
= 3.764.000.000 / 47.083.000.000
= 0,08 = 8%
Analisis: Hasil perhitungan ROE
sebesar 8% yang berarti bahwa setiap ¥ 1 ekuitas menghasilkan laba bersih
sebesar ¥ 0,08.
- Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini sering disebut juga rasio perputaran atau turnover.
a. Rasio Perputaran Piutang Usaha (Receivable
Turnover)
Rasio ini untuk mengukur sampai
seberapa cepat perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya. Semakin cepat berarti
semakin sedikit jumlah dana yang perlu di tanamkan pada piutang.
Receivable
Turnover = Penjualan
/ Piutang Usaha
= 59.802.000.000 / 7.092.000.000
= 8,331
Analisis: Hasil perhitungan Receivable
Turnover sebesar 8,331 yang berarti bahwanilai penjualan adalah 8,331 kali
dari nilai piutang.
b. Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed
Asset Turnover)
Perputaran aktiva tetap untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan aktiva tetap perusahaan mempengaruhi
penjualan. Apabila perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama sedangkan
aktiva tetap yang digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.
Rasio akan segera menurun bila tidak diikuti naiknya penjualan yang
proporsional.
Fixed
Asset Turnover = Penjualan
/ Aktiva Tetap
= 59.802.000.000 / 11.913.000.000
= 5,02
Analisis: Hasil perhitungan Fixed
Asset Turnover sebesar 5,02 yang berarti bahwaperusahaan mampu mendapatkan
penjualan yang nilainya 5,02 kali nilai aktiva tetapnya.
c. Rasio perputaran total aktiva (Total
Asset Turnover)
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan
aktiva operasi perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila perusahaan
menghasilkan penjualan yang sama dengan aset lebih sedikit berarti perusahaan
tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah.
Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya, semakin sedikit aset yang
diperlukan.
Total Asset Turnover = Penjualan / Total
Aktiva
= 59.802.000.000 / 55.601.000.000
= 1,076
Analisis: Hasil perhitungan Total
Asset Turnover sebesar 1,076 yang berarti bahwaperusahaan mampu mendapatkan
penjualan yang nilainya 1,076 kali dari keseluruhan nilai aktivanya.
d. Rasio perputaran modal kerja
bersih (Net Working Capital Turnover)
Modal kerja bersih adalah selisih
aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini untuk menunjukan bahwa semakin
baik perusahaan mendapatkan kepercayaan dalam memperoleh kredit jangka pendek,
semakin sedikit dana yang perlu disediakan sendiri.
Net
Working Capital Turnover
= Penjualan / Modal Kerja
= 59.802.000.000 / 30.105.000.000
= 1,986
Analisis: Hasil perhitungan Net
Working Capital Turnover sebesar 1,986 yang berarti bahwanilai penjualan
yang diperoleh adalah 1,986 kali modal kerjanya.
- Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio pasar merupakan rasio yang
menghubungkan harga saham dengan laba dan dengan nilai buku per saham.
a. Earning Per Share (EPS)
Earning
per share (EPS) menunjukan kemampuan entitas
dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih entitas kepada
pemegang saham.
EPS = Laba bersih setelah pajak /
Jumlah saham biasa yang beredar
= 3,764.000.000 / 24.134.606
= 155,959
Analisis: Hasil perhitungan EPS
sebesar ¥ 155,959 yang berarti bahwa setiap pemegang satu lembar saham biasa
berhak atas laba perusahaan saat ini sebesar ¥ 155,959.
b. Price/Earning Ratio (PER)
Price/earning
ratio (P/E ratio) atau disingkat
PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan earning per
share (EPS).
PER = Harga pasar saham biasa / EPS
= 2.074 / 155,959
= 13,3 kali
Analisis: Hasil perhitungan PER
sebesar 13,3 kali yang berarti bahwa saham biasa dapat dijual dengan harga 13,3
kali EPS-nya (13,3 x ¥ 155,959).
c. Market to Book Value (MBV)
Ratio
Market to
Book Value (MBV) Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi
dengan jumlah saham yang beredar.
Nilai Buku per Lembar Saham:
Book Value
per Share = Total Ekuitas / Jumlah saham
biasa yang beredar
= 47.083.000.000 / 24.134.606
= 1.950,85
Market to
Book Value (MBV) Ratio:
MBV = Harga pasar saham biasa /
Nilai buku per lembar saham
= 2.704 / 1.950,85
= 1,06 kali
Analisis: Hasil perhitungan MBV
sebesar 1,06 kali yang berarti bahwa investor bersedia membayar saham biasa
sebesar 1,06 kali nilai bukunya (1,06 x ¥ 1.950,85).
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis untuk
penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan pada
Mandom Corporation, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
- Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas meliputi current
ratio, cash ratio, dan quick ratio (acid test ratio).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio likuiditas dapat dikatakan likuid
karena perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
besar yang dimiliki perusahaan.
- Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas meliputi total
debt to equity ratio, total debt to asset ratio, dan long term
debt to equity ratio. Berdasarkan hasil analisis rasio solvabilitas dapat
dikatakan solvable karena komposisi total aktiva dan total modal lebih
besar daripada total kewajiban, sehingga perusahaan mampu membiayai kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya.
- Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas meliputi gross
profit margin, net profit margin, return on asset, dan return
on equity. Mandom Corporation secara garis besar memiliki nilai
rentabilitas yang baik karena perusahaan selalu menghasilkan laba dari kegiatan
penjualan dan sumber-sumber yang ada seperti aktiva dan modal.
- Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas meliputi receivable
turnover, fixed asset turnover, total asset turnover, dan net
working capital turnover. Berdasarkan hasil analisis rasio aktivitas Mandom
Corporation dapat dikatakan cukup efektif dalam menggunakan aktiva untuk
menghasilkan penjualan.
- Rasio Pasar
Rasio pasar meliputi earning per
share, price earning ratio, dan market to book value ratio.
Mandom Corporation secara garis besar memiliki nilai pasar yang baik, artinya
menunjukkan perusahaan semakin dipercaya dan nilai perusahaan menjadi lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Mandom
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan
Keuangan.Edisi Keempat. Jakarta: Liberty.
http://www.mandom.co.jp/english/ir/src/2012_annual_report/2012_annual_report.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar