A. Beberapa
Pengamatan Tentang Standar dan Praktik Akuntansi
Standar akuntansi merupakan regulasi
atau peraturan yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Susunan standar
merupakan proses perumusan standar akuntansi. Jadi, standar akuntansi merupakan
hasil dari susunan standar. Namun, praktik yang sebenarnya bisa saja menyimpang
dari apa yang diharuskan standar. Sedikitnya ada tiga alasan untuk hal ini.
Pertama, di banyak negara hukuman untuk kegagalan dengan pernyataan akuntansi
resmi sudah dianggap lemah atau tidak efektif. Perusahaan tidak selalu
mengikuti standar-standar yang ada jika tidak dipaksa. Kedua, perusahaan bisa
dengan sukarela melaporkan lebih banyak informasi daripada yang diharuskan.
Ketiga, beberapa negara mengizinkan perusahaan untuk keluar dari jalur standar
akuntansi jika hal tersebut bisa menggambarkan hasil operasi dan posisi
keuangan perusahaan dengan bekerja dalam sebuah negara, harus memperhatikan
proses penyusunan standar akuntansi, standar akuntansi yang menjadi hasilnya,
dan praktik aktualnya. Audit menambahkan kredibilitas pada laporan keuangan.
Susunan standar akuntansi biasanya
menggabungkan kombinasi dari kelompok sektor umum dan sektor swasta. Sektor
swasta meliputi profesi akuntansi seperti pengguna dan penyususn laporan keuangan
dan pegawai. Sektor umum bertanggung jawab atas hukum komersial, dan komisi
keamanan. Pasar saham biasa bergantung pada negaranya. Peran dan pengaruh
kelompok-kelompok ini dalam menyusun standar akuntansi berbeda di setiap
negara. Perbedaan ini membantu menjelaskan kenapa setiap standar berbeda di
seluruh dunia.
Hubungan antara standar akuntansi dan
praktik akuntansi sangat rumit, dan tidak selalu bergerak dalam gerakan satu
arah. Dalam beberapa kasus, praktik diambil dari standar; di kasus lain, standar
diambil dari praktik. Praktik bisa dipengaruhi oleh tekana pasar, seperti
tekanan-tekanan yang berhubungan dengan persaingan pendapatan dalam pasar
modal. Perusahaan-perusahaan yang bersaing bisa begitu saja memberikan
informasi di luar apa yang diharuskan sebagai tanggapan terhadap permintaan
informasi oleh investor dan yang lainnya. Jika permintaan akan informasi
tersebut cukup kuat, standar bisa diubah untuk menutup informasi yang awalnya
bersifat sukarela.
Akuntansi atas kewajaran penyajian
biasanya dihubungkan dengan negara hukum berevolusi, sedangkan akuntansi
pemenuhan legal biasanya ditemukan dalam negara hukum berkode. Perbedaan ini
berlaku dalam susunan standar, yang dalam sektor swasta cukup berpengaruh dalam
kewajaran penyajian di negara hukum berevolusi, sedangkan sektor publik relatif
lebih berpengaruh pada pemenuhan legal di negara hukum berkode. Audit
menyejajarkan sistem hukum dan peran serta tujuan pelaporan keuangan. Profesi
audit cenderung lebih disesuaikan sendiri dalam negara-negara kewajaran
penyajian, khususnya di negara-negara yang dipengaruhi oleh Inggris. Auditor
juga menggunakan lebih banyak penilaian ketika tujuan auditnya adalah untuk
membuktikan pada kewajaran penyajian dari laporan keuangan. Sebaliknya, dalam
negara-negara hukum kode (code law), tujuan utama audit adalah untuk
memastikan bahwa catatan dan laporan keuangan sesuai dengan persyaratan hukum.
B. IFRS dalam Uni
Eropa
Kecenderungan
dalam laporan keuangan menghadap ke arah kewajaran penyajian, setidaknya bagi
laporan keuangan gabungan. Kecenderungan ini sangat benar dalam Uni Eropa. Pada
tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan
semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk
mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dimulai pada tahun 2005.
Negara-negara anggota dibebaskan untuk memperluas persyaratan ini bagi semua
perusahaan, bukan hanya perusahaan yang terdaftar, termasuk laporan keuangan
perusahaan pribadi.
Untuk memahami
akuntansi di Eropa, seseorang harus bisa memahami IFRS dan persyaratan
akuntansi setempat. Banyak perusahaan akan memilih untuk mengikuti persyaratan
setempat di perusahaan-perusahaan dimana IFRS digunakan. Sebagai contoh
perusahaan tersebut bisa saja menganggap IFRS tidak sesuai atau terlalu rumit
untuk kebutuhan mereka.
1. Laporan
Keuangan
Laporan
Keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas,
laporan perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui),
dan catatan penjelasan. Ungkapan catatan harus mencakup:
· Kebijakan akuntansi yang diikuti
· Penilaian yang dibuat oleh manajemendalam menerapkan kebijakan akuntansi
yang penting
· Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang
ketidakpastian estimasi
Informasi komparatif hanya dibutuhkan
untuk periode terdahulu. Tidak ada persyaratan IFRS untuk membuat laporan
keuangan entitas perusahaan induk sebagai tambahan bagi laporan keuangan
gabungan. Persyatratan IFRS juga tidak ada untuk menghasilkan laporan keuangan
sementara. Penggabungan didasarkan pada kontrol, yang merupakan kekuatan untuk
mengatur kegiatan keuangan dan operasi entitas lain: Secara umum, semua
cabang harus digabungkan bahkan jika kontrolnya bersifat sementara atau cabang
beroperasi di bawah pembatasan transfer-dana jangka panjang yang ketat.
Kewajaran penyajian diperlukan. IFRS bisa dikesampingkan hanya dalam keadaa
yang sangat jarang untuk mencapai kewajaran penyajian. Ketika IFRS
dikesampingkan, pengaruh alam, pertimbangan, dan keuangan awal dari IFRS harus
diungkapkan.
2. Patokan
Akuntansi
Dalam IFRS, semua kombinasi bisnis
dianggap pembelanjaan. Goodwill merupakan perbedaan antara harga pasar
dari pertimbangan yang ada dan harga pasar dari aset cabang, kewajiban, dan
kewajiban bersyarat. Goodwill diuji setiap tahun untuk memeriksa
penurunan nilainya. Goodwill yang negatif harus segera diakui dalam
pendapatan. Entitas-entitas yang dikontrol bersama-sama bisa dibukukan, baik
untuk gabungan yang proporsional (lebih dipilih) atau metode ekuitas. Sebuah
asosiasi merupakan sebuah entitas dimana penanam modal memiliki pengaruh yang
signifikan, tapi bukan sebuah cabang atau usaha patungan. Pengaruh yang
signifikan merupakan kekuatan untuk ikut serta dalam keputusan kebijakan
keuangan dan operasional perusahaan tempat modal tersbut ditanamkan, tapi bukan
untuk mengendalikan kebijakan tersebut. Hal ini dianggap ada ketika penanam
modal memegang sedikitnya 20% saham perusahaan dan tidak akan ada jika hanya
memegang kurang dari 20%; anggapan ini bisa dibantah jika ada bukti
penyimpangan yang jelas.
Translasi laporan keuangan dari operasi
asing didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Mata uang fungsional
merupakan lingkungan ekonomi utama di mana entitas asing tersbut beroperasi.
Mata uang tersebut bisa berupa mata uang yang sama digunakan oleh perusahaan
induk untuk menyusun laporan keuangannya atau mata uang yang berbeda, mata uang
asing. (a) jika entitas asing memiliki mata uang fungsional yang berbeda dari
mata uang dalam laporan perusahaan induk maka laporan keuangannya
ditranslasikan dengan menggunakan metode tarif yang ada dengan penyesuaian
hasil translasi yang dicakup dalam ekuitas pemegang saham. (Dalam metode tarif
setempat, aset dan pertanggungjawaban ditranslasikan pada tingkat bursa akhir
tahun, atau tahun tersebut; pendapatan dan pembelanjaan ditranslasikan pada
tingkat transaksi [atau, dalam praktiknya tingkat rata-rata]). (b) Jika entitas
asing memiliki mata uang fungsional yang sama dengan mata uang laporan
perusahaan induk, laporan keuangan ditranslasikan sebagai berikut:
· Tingkat akhir tahun untuk artikel moneter
· Tingkat bunga didasarkan tanggal transaksi untuk artikel non-moneter yang
diterima pada nilai perolehan
· Tingkat bursa berdasarkan tanggal penilaian untuk artikel non-moneter yang
diterima pada nilai wajar
Penyesuaian
translasi dimasukkan dalam pendapatan periode yang sedang berjalan, (c) Jika
entitas asing memiliki mata uang fungsional dari sebuah ekonomi dengan inflasi
yang sangat tinggi, laporan keuangannya pertama kali diulangi untuk efek
inflasi, selanjutnya ditranslasikan dengan menggunakan metode tarif yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Aset dinilai
berdasarkan harga perolehan atau harga pasar. Jika metode harga pasar yang
digunakan, revaluasi (penilaian kembali aset tetap) harus digunakan secara
teratur dan semua barang dari kelas tertentu harus dinilai kembali. Peningkatan
nilai revaluasi dikreditkan ke ekuitas (mengurangi ekuitas). Depresiasi dibebankan
secara sistematis atas unsur penggunaan aset, menggambarkan pola pemakaian
manfaat. Biaya riset dibebankan ke akun beban pada saat dikeluarkan, Biaya
pengembangan dikapitalisasi setelah kelayakan teknis dan komersial dari produk
atau jasa telah ditentukan. Persediaan dinilai pada biaya terendah atau nilai
keuntungan yang bisa dicapai. FIFO dan beban rata-rata merupakan dasar biaya
yang sesuai menurut IFRS, tapi LIFO tidak.
Pinjaman
keuangan dikapitalisasi dan diamortisasi, sementara pinjaman operasional dibebankan
pada dasar yang sistematis, biasanya membayar utang pinjaman pada dasar garis
lurus. Biaya untuk memberikan keuntungan bagi pegawai diakui dalam periode di
mana keuntungan didapatkan oleh pegawai bukan ketika keuntungan dibayarkan
kepada pegawai. Provisi tersebut diakui ketika sebuah kejadian yang telah lalu
menciptakan sebuah kewajiban hukum atau konstruktif, ada kemungkinan aliran
sumber daya, dan jumlah kewajiban yang bisa diperkirakan. Kewajiban bersyarat
merupakan sebuah kewajiban yang mungkin, sebuah kewajiban yang mungkin tidak
memerlukan aliran sumber daya, atau sebuah kewajiban yang tidak bisa
diperkirakan. Kewajiban bersyarat tersebut diakui sebagai utang, tapi tetap
diungkapkan dalam catatan. Aset-aset bersyarat juga tidak diakui. Pajak-pajak
yang ditangguhkan dibayar penuh, menggunakan metode kewajiban, untuk selisih
sementara antara jumlah aset atau utang dan dasar pajaknya. Aset pajak
tangguhan dan utang harus dihitung berdasarkan tingkat pajak yang diharapkan
berlaku ketika aset tersebut didapatkan atau utang dilunasi. Pajak dan utang
tersebut tidak mendapatkan potongan.
Sumber data :
Choi, Frederick D.S. dan Gary
K. Meek
Dalam Buku International
Accounting Akuntansi
Internasional
Buku 1 Edisi 6
Penerbit Salemba Empat